Sejumlah Tokoh Siap Menjaga Ketentraman Kedamaian Terkait Pertemuan Borobudur
Tampak Sejumlah Pentolan Tokoh saat lakukan upaya untuk mediasi,(fto ; Istimewa).JAKARTA ,- LiterasiDepokNews
Koordinator Corp orate Sosial and Safety Responsibility Artha Graha Peduli Andreas P Wisesa, ingin menambahkan yang telah ditulis oleh Zeng Wei Jian dalam “pertemuan Borobudur” mengenai foto yang beredar di media sosial sebagai Pertemuan 9 Naga.
Pertemuan Borobudur itu terjadi karena Pak Trenggono dan Pemilik New Armada David Herman Jaya (Liem Wan King) yang juga Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) memohon Pak Tomy Winata untuk melakukan mediasi terhadap penghinaan yang dilakukan oleh Pak Lukas Sutadji (anggota PSMTI) terhadap Pak Lieus Sungkharisma yang merupakan Koordinator Komunitas Tionghoa Antikorupsi dengan kalimat “monyet bawa obor kerusuhan”.
Kalimat yang disampaikan oleh Pak Lukas adalah penghinaan terhadap obor umat muslim sehingga juga memicu kemarahan dari Ketua Muslim Tionghoa Indonesia (MUSTI) Pak Jusuf Hamka yang menyatakan obor sama dengan lilin bagi umat Kristen.
Melihat kisruh ini, Pak Tomy Winata terpanggil menjembatani karena sesuai dengan arahan konstitusional yang disampaikan oleh Presiden agar menjaga ketentraman dan kedamaian.
Berangkat dari hal tersebut, Pak Tomy Winata menghubungi Pak Jusuf Hamka untuk mengatur pertemuan dengan Pak Lieus pada hari Senin (05/06/2017) di Hotel Borobudur.
Mediasi ini mendapat sambutan baik dari Pak Jusuf Hamka dan Pak Lieus tanpa ada kepentingan pribadi. Namun Pak Lieus memberi persayaratan kepada Pak Lukas dan PSMTI untuk melakukan kegiatan sosial menyediakan buka puasa 3.000 porsi setiap hari selama bulan Ramadhan serta ikut berpartisipasi
pada HUT 72 tahun Indonesia Merdeka.
Dalam mediasi itu, Pak Tomy Winata tidak menentukan hasil rapat melainkan hanya mempertemukan dan mediasi dilanjutkan oleh kedua pihak tanpa didampingi oleh Pak Tomy Winata yang besoknya Selasa (6/6/2017) terbang ke Aceh untuk kegiatan CSSR AGP dan dilanjutkan ke konservasi TWNC di Lampung.
Pernyataan saya ini dapat dipertanggung jawabkan dan disampaikan secara seutuhnya karena saya hadir malam itu dan menjadi saksi pertemuan diatas. Tulisan ini saya buat dan saya sampaikan kepada publik ketika Pak Tomy Winata sedang berada di Konservasi TWNC.
Agar masyarakat maklum dan berpikir dengan kepala dingin menghadapi tulisan dan komentar yang beredar di media sosial. Saya mendapat kabar bahwa Pak Jusuf Hamka masih menjembatani masalah ini.(Pkj Pwri/LDN)
Editor ; Rahmat Budianto
0 komentar:
Posting Komentar