Depok Raih Award Peduli Ketahanan Pangan
Istimewa
DEPOK,- LiterasiDepokNews.Com Pemerintah Kota Depok meraih Sindo Weekly Government Award 2017 dalam kategori peduli ketahanan pangan di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (3/4).
Penghargaan tersebut didasarkan survei yang dilakukan kepada daerah dan kepala daerah yang dianggap berprestasi. Para kepala daerah yang meraih penghargaan merupakan kepala daerah yang bukan saja kreatif membangun daerahnya, melainkan tangguh, meski dengan berbagai macam keterbatasan, seperti anggaran, sumber daya, dan dukungan, tapi mampu bertahan menciptakan perubahan.
Pemerintah Kota Depok di bawah kepemimpinan Walikota Mohammad Idris dan Wakil Walikota Pradi Supriatna selama ini memang konsen berbagai hal, termasuk ketahanan pangan. Berbagai upaya dilakukan Pemkot Depok dari hulu hingga ke hilir dalam mewujudkan Kemandirian Pangan.
Sebagai wilayah penyangga Ibukota Jakarta, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok punya peran besar dalam menjaga ketahanan pangan. Kemampuan Depok untuk mampu memenuhi kebutuan pangan bagi warganya juga berdampak bagi kota-kota besar di sekitarnya, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Bisa diperkirakan jika warga Depok kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangannya sudah pasti akan menjadi beban bagi pemerintah daerah (kota) terdekat. Di sisi lain, Program Ketahanan Pangan sudah menjadi salah satu fokus pemerintah saat ini dalam mewujudkan kemandirian pangan.
Sebagai negeri agraris memang sudah sepantasnya negeri ini mandiri dalam soal pangan, artinya tidak tergantung dengan bahan pangan impor.
Salah satu upaya yang dilakukan Pemkot Depok dalam menjaga ketahanan pangan di wilayahnya adalah dengan meningkatkan produksi tanaman pangan dan hortikultura, yang terintegrasi dengan kegiatan peternakan. Sistem integrasi tersebut mulai dijalankan pada Februari lalu.
Melalui upaya ini, diharapkan hasil pertanian dan peternakan di Depok akan terus meningkat sehingga mampu mewujudkan ketahahan pangan. Program ini digulirkan dengan melibatkan kelompok tani beranggotaan 20 orang untuk menjalankan program tersebut.
Program tersebut diuji coba pada hewan sapi dan tanaman padi. Sistem integrasi tersebut, nantinya akan menggunakan sisa padi sebagai pakan ternak. Sedangkan untuk kotoran sapi akan dibuat pupuk dengan menggunakan molase dan bakteri untuk bahan fermentasinya. Kotoran sapi yang difermentasi akan menjadi pupuk organik yang bisa menyuburkan sawah di Kota Depok.
Harapannya, sistem integrasi ini tidak hanya mampu menambah hasil produksi pertanian. Tapi, juga mampu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat sebagai bagian untuk mewujudkan suksesnya revitalisasi pembangunan pertanian. Pada model integrasi tanaman dengan ternak ini, petani mengatasi permasalahan ketersediaan pakan dengan memanfaatkan limbah tanaman. Limbah seperti, jerami padi, bonggol jagung dan limbah pertanian lainnya bisa dimanfaatkan kembali.
Kelebihan dari adanya pemanfaatan limbah di samping mampu meningkatkan ketahanan pangan, khususnya pada musim kemarau. Di sisi lain juga menghemat tenaga kerja pencari rumput. Efeknya diharapkan memberi peluang bagi petani untuk meningkatkan hasil produksinya secara maksimal.
Data yang disampaikan Pusat Data dan Analisa Jawa Barat, di Kota Depok terdapat 348 Ha sawah. Sementara untuk lahan pertanian tercatat mencapai 529 Ha. Hasil produksi padi di kota ini per tahunnya antara 2000 sampai 2500 ton per tahun. Tingkat produksi padi sebanyak itu selama ini mampu untuk memenuhi kebutuhan warga Kota Depok. Konsumsi beras warga Depok mencapai 1.122 kilo kalori per kapita per hari, sedangkan pasokan kebutuhannya 1.344 kilo kalori per kapita per hari. Sehingga bisa disimpulkan dari sisi kebutuhan beras, Depok tergolong surplus
Memasuki 2017, dalam upaya memfasilitasi para petani mengenalkan dan memasarkan hasil pertanian lokal di Kota Depok, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan mengadakan Pasar Tani di halaman Balaikota Depok.
Pasar Tani direncanakan rutin dilaksanakan setiap bulan pada minggu kedua. Pasar tani diikuti oleh para petani budi daya dan olahan hasil pertanian, peternakan, dan perikanan se-Kota Depok.
Tujuan digelarnya Pasar Tani ini, untuk mengajak dan mengingatkan bahwa di Kota Depok masih memiliki potensi sumber daya pertanian, peternakan maupun perencanaan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan, kecerdasan, dan pendapatan masyarakat.
Selain itu, kegiatan ini juga sebagai implementasi dari misi Kota Depok yaitu mengembangkan ekonomi yang mandiri dan berkeadilan demi meningkatkan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal. Pasar Tani juga jadi ajang mendukung salah satu Program Depok Sahabat Petani.
Diharapkan kegiatan ini dapat membantu petani dan masyarakat Depok dalam memasarkan produk pertanian serta meningkatkan rasa bangga dan cinta terhadap produk pangan lokal Kota Depok. Kecintaan akan pangan lokal sebenarnya juga merupakan upaya mewujudkan kemandirian pangan di negeri ini.(ADV/Rahmat LDN)
0 komentar:
Posting Komentar